Senin, 18 Mei 2015

Sukses Muda, Siapa Takut



Prinsip ini dapat diterapkan oleh siapa pun tetapi tetap saja keberhasilan kesuksesan itu bergantung pada kedisiplinan masing-masing pribadi untuk menerapkannya. Empat prinsip itu adalah:
Pertama, Time big. Untuk menjadi berhasil, generasi muda harus berpikir secara meluas dan jauh ke depan . Kecenderungan orang Indonesia adalah tidak mau jauh berpikiran ke depan dan mengikuti arus trend yang terjadi. Dengan pola pikir seperti itu kita tidak akan maju. Menurut Hary pola pikir itu harus berubah, jangan memikirkan“What is good today, but what is going to be tomorrow” Seperti yang dicontohkan Hary Tanoe mengenai pilihannya berekspansi ke televisi kabel dan televisi satelit, keyakinan akan pilihannya terbukti dengan jumlah pengguna televisi satelit dan kabel kini meningkat pesat.

Kedua, Focus on quality. Berarti mempertimbangkan ciri khas Indonesia sebagai negara yang luas, kepulauan dengan penduduk mayoritas berusia muda.  Melihat potensi yang ada itu barulah memilah usaha-usaha yang sekiranya dinilai bagus dan memiliki prospek. Beliau mengungkapkan, ”Setelah saya lihat yang bagus-bagus, saya coba untuk pelajari bidang apa saja yang akan saya tempuh supaya saya bisa optimal untuk kembangkan,” Mahasiswa sebagai tulang punggung bangsa dan negara harus fokus pada kualitas. ”Untuk menjadi entrepreneur harus memiliki kesiapan untuk mengambil risiko. Jika ingin stabil, ya menjadi pegawai,”tambahnya.

Ketiga, Speed.  Jika kita sudah memiliki ide besar untuk diwujudkan kita harus segera mencari cara dan berusaha mewujudkannya,  jangan menunggu dan menunda hal yang sebenarnya bisa dilakukan saat ini. Kecepatan dalam bertidak mutlak dilakukan agar tidak didahului oleh pesaing lainnya.

Keempat, Memanfaatkan momentum, terkait dengan momentum ini beliau menceritakan pengalamannya saat  krisis ekonomi melanda Indonesia pada masa 1998–2002 banyak kalangan pesimis melihat kondisi Indonesia sehingga tidak ada yang mau berinvestasi.  Saat orang lain memilih pindah ke luar negeri Hari Tanoesoedibjo memilih tinggal di Indonesia. Beliau melihat hal ini sebagai momentum yang pas untuk melangkah, maka di saat pengusaha lainnya menjual aset-asetnya beliau justru membelinya satu per satu dan mengumpulkannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar